Tiga Belas.
Tiga belas itu 13.
“Hai, bayang-bayang.”
“Kau tahu apa yang sedang kulakukan sekarang?”
“Apalagi kalau bukan berbicara denganmu?”
“Kau tahu aku siapa?”
“Aku orang yang selalu dalam bayang-bayang.”
Warung tegal.
Pertama aku mendengar kata itu, aku selalu teringat kata ‘wartel’.
Dulu aku kira keduanya sama.